Sabtu, 31 Desember 2011

ANUMODANĀ-VIDHĪ (gatha Pelimpahan Jasa)

Paritta ini sangat umum di kalangan masyarakat Buddhis Thai.Paritta ini sangat sering dibacakan oleh para bikkhu maupun umat untuk melimpahkan jasa kepada leluhur yg sudah meninggal agar terlahir di alam bahagia.


di kalangan masyarakat Theravada di Indonesia,paritta ini kurang terkenal.Paritta pelimpahan jasa yang paling sering dibacakan adalah Etavatta dan Pattidana.sementara di Thai,paritta ini cukup jarang dibacakan,padahal fakta uniknya, syair Pattidana dikarang oleh seorang raja Thai di masa lampau.


saya pernah sekali mendengar Bikkhu Thai dan Bikkhu dari Kamboja yang datang ke vihara saya dan membacakan paritta ini,awalnya saya mengira ini adalah paritta Sabbittiyo (Paritta pengharapan),karena terdapat bait dari paritta Sabbittiyo yang terdapat di sini.Berikut ini syair dari Paritta Anumodana Vidhi :








Yathā vārivahā pūrā paripūrenti sāgaram
Evam eva ito dinnam petānam upakappati
Icchitam patthitam tumham khippam eva samijjhatu
Sabbe pūrentu saïkappā cando pannaraso yathā mani jotiraso yathā.

Sabbītiyo vivajjantu sabba-rogo vinassatu
Mā te bhavatv antarāyo sukhī dīghāyuko bhava
Abhivādana-sīlissa niccam vuddhāpacāyino
Cattāro dhammā vaddhanti āyu vanno sukham balam.   

Seperti air yang mengalir dari sungai ke laut. 
Demikianlah jasa-jasa ini diberikan kepada yang telah meninggal.
Semoga apa yang anda kehendaki dan diinginkan menjadi nyata. 
Semoga semua aspirasi terpenuhi, seperti halnya sinar bulan rembulan di malam purnama yang bersinar terang.

Semoga semua kerisauan hilang, 
Semoga semua penyakit dimusnahkan
Semoga tidak ada bahaya terjadi pada anda, semoga anda hidup bahagia dan panjang umur.
Semoga Empat kualitas yang diinginkan semua orang dapat bertambah. Panjang usia, Kecantikan, Kebahagiaan dan Kekuatan
.












= Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata=

Kamis, 22 Desember 2011

Kamma



Perbuatan yang dilakukan oleh jasmani, perkataan dan pikiran yang baik maupun yang jahat disebut Kamma. Keadaan yang menghasilkan perbuatan juga disebut Kamma. 
Sang Buddha pernah bersabda : 
"0, Bhikkhu, kehendak untuk berbuat (cetana) itulah yang Aku namakan Kamma. Sesudah berkehendak orang lantas berbuat dengan badan jasmani, perkataan dan pikiran".
 
Kamma bukanlah satu ajaran yang membuat manusia lekas putus asa dan juga bukan ajaran tentang adanya nasib yang sudah ditakdirkan.


Memang segala sesuatu yang telah lampau mempengaruhi keadaan sekarang atau pada saat ini, akan tetapi tidak menentukan seluruhnya karena Kamma meliputi apa yang telah lampau dan keadaan pada saat ini, dan yang telah lampau bersama-sama dengan apa yang terjadi pada saat sekarang mempengaruhi pula halhal yang akan datang. Apa yang telah lampau sebenamya merupakan dasar tempat hidup sekarang berlangsung dari satu saat ke saat lain, dan apa yang akan datang masih akan dijalankan. Oleh karena itu, saat sekarang, saat yang nyata dan berada dalam tangan kita sendiri ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Semua perbuatan pada umumnya menimbulkan akibat dan akibat ini merupakan pula sebab lain yang menghasilkan akibat yang lain, dan begitu seterusnya sehingga Kamma sering juga disebut sebagai "hukum sebab dan akibat". 
Sang Buddha Gotama pernah bersabda :
"Sesuai dengan benih yang telah ditabur, Begitulah buah yang akan dipetiknya, Pembuat kebaikan akan mendapatkan kebaikan, Pembuat kejahatan akan mendapatkan kejahatan pula, Taburlah biji-biji benih, dan Engkau pula yang akan merasakan buah-buah dari padanya".
Sebagaimana telah diterangkan'di atas, perbuatan yang dilakukan oleh jasmani (kaya), perkataan (vaci) dan pikiran (mano) yang baik (kusala) maupun yang jahat (akusala) disebut Kamma, Jadi, Kamma itu dapat timbul dari tiga jalan, yaitu :
  1. Kaya- Kamma (Perbuatan dari jasmani)
  2. Vaci-Kamma (Perbuatan dari perkataan)
  3. Mano-Kamma (Perbuatan dari pikiran)
Bila ketiga macam Kamma tersebut di atas dihubungkan dengan yang baik (kusala) dan yang jahat (akusala), maka Kamma tersebut menurut kedudukannya (pakatthanacatukka) digolongkan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
  1. Akusala-Kamma (Perbuatan jahat)

    Yaitu cetana (kehendak) yang berada dalam Akusala-citta 12. 
    Akusala-Kamma terbagi 3 bagian, yaitu :
    1. Akusala-Kaya-Kamma (Perbuatan jahat melalui jasmani) yang terdiri atas 3 macam :
      1. Panatipata: Pembunuhan
      2. Adinnadana: Pencurian
      3. Kamesumicchacara: Perzinaan.
    2. Akusala-Vaci-Kamma (Perbuatan jahat melalui perkataan) yang terdiri atas 4 macam:
      1. Musavada: Berdusta
      2. Pisunavaca: Berbicara memfitnah
      3. Pharusavaca: Bicara kasar
      4. Samphappalapa: Bicara hal-hal yang tidak perlu atau omong kosong.
    3. Akusala-Mano-Kamma (Perbuatan jahat melalui pikiran) yang terdiri atas 3 macam :
      1. Abhijjha: Napsu lobha.
      2. Byapada: Dendam/kemauan jahat
      3. Miccha-ditthi: Pandangan salah.
  2. Kamavacarakusala-Kamma (Perbuatan baik disertai napsu indera)

    Yaitu cetana (kehendak) yang berada dalam Mahakusala-citta 8. 
    Kamavacarakusala-Kamma terbagi dalam 3 bagian, yaitu :
    1. Kusala-Kaya-Kamma (Perbuatan baik melalui jasmani) yang terdiri atas 3 macam:
      1. Panatipata veramani : Menahan diri dari pembunuhan.
      2. Adinnadana veramani : Menahan diri dari pencurian.
      3. Kamesumicchacara veramani Menahan diri dari perzinaan.
    2. Kusala-Vaci-Kamma (Perbuatan balk melalui perkataan) yang terdiri atas 4 macam :
      1. Musavada veramani : Menahan diri dari berdusta.
      2. Pisunaya vacaya veramani : Menahan diri memfitnah.
      3. Pharusaya vacaya veramani : Menahan diri dari bicara kasar.
      4. Samphappalapa veramani : Menahan diri dari bicara hal-hal yang tidak perlu atau omong kosong.
    3. Kusala-Mano-Kamma (Perbuatan baik melalui pikiran) yang terdiri atas 3 macam:
      1. Anabhijjha: Tidak mempunyai napsu loba.
      2. Abyapada: Tidak mempunyai kemauan jahat.
      3. Samma-ditthi: Berpandangan benar.
  1. Rupavacarakusala-Kamma (Perbuatan baik yang berkenaan dengan Rupa-Jhana)

    Yaitu cetana (kehendak) yang berada dalam Rupavacarakusala-citta 5 (Rupa-jhana 1,2,3,4,5).
  2. Arupavacarakusala-Kamma (Perbuatan baik yang berkenaan dengan Arupa-Jhana)

    Yaitu cetana (kehendak) yang berada dalam Arupavacara-Citta 4 (Arupa jhana: Akasanancayatana-Jhana sampai dengan Nevasannana Sannayatana jhana).
    Tetapi, bila kita. membicarakan Kamma menurut jangka waktunya (Pakakalacatukka), menurut sifat kerjanya (kiccacatukka), dan menurut sifat hasilnya (pakadanapari yayacatukka), maka Kamma dapat dibagi dalam tiga (3) golongan besar atau disebut juga KAMMA 12, yaitu :

    1. Pakakala-catukka (Menurut jangka waktunya).
      Golongan Kamma ini dapat dibagi dalam empat jenis :
      1. DITTHA DHAMMA VEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini. Kamma ini terbagi 2 macam, yaitu :
        1. Paripakka Dittha Dhammavedaniya Kamma adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini, termasuk yang sudah masak betul.
          Contoh :
          Dalam Sutta Pitaka dikisahkan ada seorang miskin yang bemama Maha Duggata memberikan dana makanan kepada VMS Kassapa Samma Sambuddha. Setelah selesai berdana, dalam waktu tujuh hari ia menjadi kaya-raya. Demikian juga, seorang miskin bernama Punna yang memberikan dana makanan kepada Y A Sariputta Maha Thera menjadi kaya-raya dalam waktu tujuh hari setelah berdana.
        2. Aparipakka Dittha Dhammavedaniya adalah Karma yang memberikan hasil setelah lewat tujuh hari.
          Contoh :
          Jika berbuat kebaikan atau kejahatan dalam usia muda, akan dipetik hasil dalam usia muda atau usia tua dalam kehidupan sekarang ini juga.
      2. UPPAJJA VEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan yang akan datang, yaitu dalam kehidupan kedua.
      3. APARAPARAVEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan berikutnya berturut-turut, yaitu dalam kehidupan ketiga dan seterusnya.
      4. AHOSI KAMMA adalah Karma yang tidak menimbulkan akibat, karena :
        1. Jangka waktunya untuk memberikan hasil telah habis, atau
        2. karma yang menghasilkan akibatnya telah habis, atau karma tersebut telah menghasilkan akibatnya secara penuh.
          Contoh :
          Y.A. Angulimala Thera, dulunya sebelum menjadi anggota Sangha, pernah menjadi penjahat dan telah membunuh ratusan orang. Setelah beliau menemui YMS Buddha Gotama dan kemudian ditahbiskan menjadi bhikkhu, beliau melatih diri dengan jalan melaksanakan Vipassana- Bhavana secara tekun, dan akhirnya beliau mencapai kesucian tingkat Arahat. Jadi, kejahatan beliau yang membunuh ratusan orang itu menjadi Ahosi Kamma, karena sewaktu beliau mencapai kesucian tingkat pertama, yaitu Sotapattimagga, dengan kekuatan magga pertama itu, beliau telah membasmi kilesa (kekotoran bathin) yang berat sehingga pintu alam Apaya tertutup dengan rapat. Ini berarti pula membunuh ratusan orang itu menjadi Ahosi Kamma, yaitu karma yang tidak menimbulkan akibat sama sekali. Kemudian, beliau melanjutkan latihan Vipassana-Bhiivana dengan tekun dan akhirnya beliau mencapai kesucian yang sempurna, yaitu kesucian tingkat Arahat.

    2. Kicca-catukka (Menurut sifat kerjanya)

      Golongan Karma ini dapat dibagi dalam empat jenis:

      1. JANAKA KAMMA adalah Karma yang menyebabkan timbulnya syarat untuk terlahir kembali suatu makhluk. Jika disingkatkan artinya disebut kamma melahirkan. Karma ini menimbulkan Nama-Khandha (Kelompok Bathin) dan Kammaja-Rupa (Materi/ Jasmani). Bila dibicarakan secara paramattha-sacca (kebenaran tertinggi) adalah Akusala-kamma 12, dan Lokiyakusala-kamma 17 (Kamavacarakusalakamma 8, Rupavacaraku-sala-kamma 5 dan Arupavacarakusala-kamma 4). Janaka-Kamma ini menjalankan tugas melahirkan makhluk-makhluk di 31 alam kehidupan.
      2. UPATTHAMBHAKA KAMMA adalah Karma yang membantu mendorong terpeliharanya satu akibat dari sebab yang telah timbul. Jika disingkatkan artinya disebut kamma membantu.

        Kamma ini adalah membantu Janaka Kamma, yaitu :
        1. Membantu Janaka Kamma yang belum mempunyai waktu menimbulkan hasil, memberikan waktu menimbulkan hasil/akibat.
        2. Membantu Janaka Kamma yang sedang mempunyai waktu menimbulkan hasil memberikan kekuatan untuk menimbulkan hasil secara sempurna.
        3. Membantu Rupa-Nama (Lahir-Bathin) yang dilahirkan Janaka Kamma menjadi maju dan bertahan lama.
      3. UPAPILAKA KAMMA adalah Karma yang menekan satu akibat dari satu sebab. Jika disingkat artinya disebut kamma menekan.

        Kamma ini adalah menekan Janaka Kamma, yaitu :
        1. Menekan Janaka Kamma yang mempunyai keadaan bertentangan.
        2. Menekan Rupa-Nama (Lahir-Bathin) yang dilahirkan Janaka Kamma.
          Yang (a) di atas, yaitu "menekan Janaka Kamma yang mempunyai keadaan bertentangan" terbagi dalam dua macam, yaitu :
          1. Menekan Janaka Kamma supaya tidak ada waktu menimbulkan hasil.
          2. Menekan Janaka Kamma yang mempunyai waktu menimbulkan hasil, supaya mempunyai kekuatan menurun dan tidak menimbulkan hasil sepenuhnya.
        Maka itu, penekanan dari Upapilaka Kamma terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
        1. Upapilaka Kamma yang menekan Janaka Kamma supaya tidak ada waktu menimbulkan hasil.
        2. Upapilaka Kamma yang menekan Janaka Kamma yang mempunyai waktu menimbulkan hasil supaya mempunyai kekuatan menurun.
        3. Upapilaka Kamma yang menekan Rupa-Nama (Lahir-Bathin) yang dilahirkan Janaka Kamma.
      4. UPAGHATAKA KAMMA adalah karma yang memotong kekuatan akibat dari satu sebab yang telah terjadi. Jika disingkatkan artinya disebut kamma memotong.
        Kamma ini adalah memotong Janaka Kamma yang terdiri atas dua macam, yaitu :
        1. Memotong Janaka Kamma supaya tidak ada waktu menimbulkan hasil untuk selamanya (KAMMANTARA-UPAGHATAKA).
        2. Memotong Rupa-Nama (Lahir-Bathin) yang dilahirkan Janaka Kamma sampai rusak (KAMMANEBBATTAKHANDHASANTANAUPAGHATAKA).

    3. Pakadanaparidya-catukka (Menurut sifat hasilnya)

      Golongan Karma ini dapat dibagi dalam empat jenis :

      1. GARUKA KAMMA adalah Karma berat, yang mampu mcnimbulkan hasil dalam kehidupankedua, yang karma lain tidak mampu untuk mencegahnya. Perbuatan jahat yang berat disebut Akusala Garuka Kamma. Akibatnya adalah tumimbal-Iahir di alam Apaya (Alam yang menyedihkan, yaitu alam neraka, alam setan, alam binatang dan alam asura).
        Yang disebut Akusala Garuka Kamma (Perbuatan jahat yang berat) adalah Niyatamicchaditthi-Kamma (Perbuatan pandangan salah yang pasti) dan Pancanantariya-Kamma (Lima perbuatan durhaka, yaitu membunuh ibu, membunuh ayah, membunuh Arahat, melukai Sang Buddha dan memecah-belahkan Sangha).
        Perbuatan baik yang berat disebut Kusala Garuka Kamma. Akibatnya adalah tumimbal-Iahir di alam Brahma.
        Yang disebut Kusala Garuka Kamma adalah hasil dari melaksanakan Samatha-Bhavana sehingga mencapai Rupa-Jhana 4 dan Arupa-Jhana 4 atau disebut Jhana 8.
        Akusala-Garuka Kamma itu, bila tidak ada waktu menimbulkan hasil, tetapi mempunyai kesempatan untuk menjadi Upatthabhaka-Kamma (Kamma membantu). Sebaliknya, Kusala-Garuka Kamma itu, bila tidak ada waktu menimbulkan hasil, akan menjadi Ahosi Kamma dan tidak mempunyai kesempatan untuk menjadi Upatthabhaka-Kamma (Kamma-membantu).
      2. ASANNA KAMMA adalah kusala-kamma (perbuatan baik) dan akusala-kamma (perbuatan jahat) yang dilakukan seseorang sebelum saat ajalnya, yang dapat dilakukan dengan lahir dan bathin. Yang dimaksudkan Asanna-Kamma adalah Akusala. Kamma 12 (tidak termasuk Niyatamicchaditthi-Kamma dan Pancanantariya-Kamma) dan Mahakusala-kamma 8.
        Dengan kekuatan Akusala Asanna Kamma, sewaktu akan meninggal dunia, seseorang akan terkenang perbuatan jahat yang pernah dilakukannya. Dengan kekuatan Kusala Asanna Kamma, sewaktu akan meninggal dunia, seseorang akan terkenang perbuatan baik yang pemah dilakukannya.
      3. ACINNA KAMMA adalah Karma kebiasaan, yaitu perbuatan baik dan jahat yang merupakan kebiasaan bagi seseorang karena sering dilakukan. Yang dimaksud Acinna Kamma adalah Akusala Kamma. 12 dan Mahakusala Kamma 8.
        Yang disebut Akusala Acinna Kamma adalah perbuatan kebiasaan yang jahat, yang dilakukan oleh jasmani, perkataan dan pikiran. Yang disebut Kusala Acinna Kamma adalah perbuatan kebiasaan yang baik, yang dilakukan oleh jasmani, perkataan dan pikiran.
        1. Seseorang melakukap salah satu kejahatan. Walaupun hanya sekali saja, orang itu selalu memikirkan perbuatan jahatnya itu. Kemudian timbul kegelisahan dan ketakutan. Ini juga disebut Akusala Acinna Kamma.
        2. Seseorang melakukan salah satu kebaikan. Walaupun melakukan kebaikan hanya sekali saja, orang itu selalu ingat akan perbuatan baiknya itu, dan kemudian timbul rasa kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan atas perbuatan baiknya itu. Ini juga disebut Kasala Acinna Kamma.
      4. KATATTA KAMMA adalah Karma yang tidak begitu berat dirasakan akibatnya.
        Karma ini yang paling lemah di antara semua karma. Karma ini juga merupakan Akusala Kamma 12 dan Mahakusala Kamma 8.
        Jadi, perbuatan baik (kusala kamma) dan perbuatan jahat (akusala-kamma) yang pemah dibuat dalam kehidupan lampau dan kehidupan sekarang ini yang belum mencapai Garuka Kamma, Asanna Kamma dan Acinna Kamma, yang si pembuatnya tidak melakukan dengan cetana atau kehendak yang sepenuhnya. Ini disebut Katatta Kamma. Katatta Kamma ini adalah karma yang tidak begitu berat (paling lemah) jika dibandingkan dengan Garuka Kamma, Asanna Kamma dan Acinna Kamma.

        sumber : www.walubi.or.id