Senin, 02 Januari 2012

Bhaisajyaguru Buddha (Sanggje Menla)

Bhaisajyaguru Buddha adalah Buddha yang dipuja dalam tradisi Mahayana.Beliau digambarkan sebagai Buddha yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit.


Nama lengkap beliau adalah Bhaisajyaguru Vaidurya Prabharaja (skt.भैषज्यगुरुवैडूर्यप्रभाराज,Guru Penyembuh dan Raja dari Cahaya Lapis Lazuli),Beliau tinggal di Vaidurya Nirbhasa (biasa dikenal dengan Sukhavati Timur)


Bhaisajyaguru dalam Buddhisme Tibetan


Bhaisajyaguru dalam Buddhisme Tibetan dikenal dengan sebutan "Sanggje Menla" atau "Sangye Menla" ( སངས་རྒྱས་སྨན་བླ།).

Di tradisi Tibetan,Sangye Menla digambarkan memiliki tubuh berwarna biru (memancarkan cahaya Lapis Lazuli/Vaidurya),dengan memakai jubah 3 lapis seorang biksu,Tangan kiri berposisi seperti meditasi dengan memegang sebuah mangkok berisi obat-obatan dan nektar,sementara tangan kanan memegang buah Aruna,yang dalam beberapa Thangka (lukisan Buddhis Tibet),dari Buah itu muncul semacam tunas atau daun yang berbunga.













Bhaisajyaguru dalam Buddhisme Tiongkok


Bhaisajyaguru oleh kaum Mahayanist Tiongkok disebut sebagai Yao Shi Fo (藥師佛,Guru Pengobatan) atau Yao Shi Ru Lai (藥師如來,Tathagatha Guru Pengobatan).




Bhaisajyaguru biasanya digambarkan bersama 2 Buddha lainnya,yaitu Buddha Sakyamuni dan Buddha Amitabha.Buddha Sakyamuni berada di Tengah,Amitabha di Kiri (barat),dan Bhaisajyaguru di Kanan (timur).Bhaisajyaguru digambarkan Memegang sebuah Pagoda di tangan kiri-Nya yang melambangkan 10 ribu Buddha dalam 3 masa periode.




Mantra Bhaisajyaguru


Ada beberapa Mantra dari Bhaisajyaguru :


-Om Sangje Menla


- Tadyatha Om Bekandze Bekandze Maha Bekandze Raja Samugate Svaha
  (Versi Tiongkok : Tan Zhi Ta An Bei Kan Ze Bei Kan Ze Mo He Bei Kan Ze La Cia Sa Mu Cie Ti So He)




- Namo Bhagavate Bhaisajyaguru Vaidurya Prabharajaya Tathagathaya Arhate Samyaksambuddhaya    Tadyatha : Om Bhaisajye Bhaisajye Bhaisajya Samudgate Svaha
(Versi Tiongkok : Nan Mo Po Jia Fa Di Bi Sha She Ju Lu Bi Liu Li Bo La Po He La Se Ye Tan Ta Jie Duo Ye O La He Di San Miao San Po Tuo Ye Tan Zhi Ta An Bi Sha Shi Bi Sha Shi Bi Sha She San Mo Jie Di So He)










Nama Bhaisajyaguru dalam berbagai bahasa


berikut ini nama Bhaisajyaguru dalam berbagai Bahasa :


Sanskrit : Bhaisajyaguru Vaidurya Prabharaja (भैषज्यगुरुवैडूर्यप्रभाराज)
Tibetan : Sanngje Menla (སངས་རྒྱས་སྨན་བླ།)
Tiongkok : Yao Shi Fo,Yao Shi Ru Lai (藥師佛,藥師如來)
Thailand : Phra Pisachya Kuru Withury Praphat (พระไภษัชยคุรุไวฑูรยประภาตถาคต)
Mongolia : Оточ Манла
Korea : Yaksayorae ( 약사여래)
Jepang : Yakushi
Vietnam : Phật Dược Sư, Dược Sư Lưu Li Quang Phật























































Sabtu, 31 Desember 2011

ANUMODANĀ-VIDHĪ (gatha Pelimpahan Jasa)

Paritta ini sangat umum di kalangan masyarakat Buddhis Thai.Paritta ini sangat sering dibacakan oleh para bikkhu maupun umat untuk melimpahkan jasa kepada leluhur yg sudah meninggal agar terlahir di alam bahagia.


di kalangan masyarakat Theravada di Indonesia,paritta ini kurang terkenal.Paritta pelimpahan jasa yang paling sering dibacakan adalah Etavatta dan Pattidana.sementara di Thai,paritta ini cukup jarang dibacakan,padahal fakta uniknya, syair Pattidana dikarang oleh seorang raja Thai di masa lampau.


saya pernah sekali mendengar Bikkhu Thai dan Bikkhu dari Kamboja yang datang ke vihara saya dan membacakan paritta ini,awalnya saya mengira ini adalah paritta Sabbittiyo (Paritta pengharapan),karena terdapat bait dari paritta Sabbittiyo yang terdapat di sini.Berikut ini syair dari Paritta Anumodana Vidhi :








Yathā vārivahā pūrā paripūrenti sāgaram
Evam eva ito dinnam petānam upakappati
Icchitam patthitam tumham khippam eva samijjhatu
Sabbe pūrentu saïkappā cando pannaraso yathā mani jotiraso yathā.

Sabbītiyo vivajjantu sabba-rogo vinassatu
Mā te bhavatv antarāyo sukhī dīghāyuko bhava
Abhivādana-sīlissa niccam vuddhāpacāyino
Cattāro dhammā vaddhanti āyu vanno sukham balam.   

Seperti air yang mengalir dari sungai ke laut. 
Demikianlah jasa-jasa ini diberikan kepada yang telah meninggal.
Semoga apa yang anda kehendaki dan diinginkan menjadi nyata. 
Semoga semua aspirasi terpenuhi, seperti halnya sinar bulan rembulan di malam purnama yang bersinar terang.

Semoga semua kerisauan hilang, 
Semoga semua penyakit dimusnahkan
Semoga tidak ada bahaya terjadi pada anda, semoga anda hidup bahagia dan panjang umur.
Semoga Empat kualitas yang diinginkan semua orang dapat bertambah. Panjang usia, Kecantikan, Kebahagiaan dan Kekuatan
.












= Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata=

Kamis, 22 Desember 2011

Kamma



Perbuatan yang dilakukan oleh jasmani, perkataan dan pikiran yang baik maupun yang jahat disebut Kamma. Keadaan yang menghasilkan perbuatan juga disebut Kamma. 
Sang Buddha pernah bersabda : 
"0, Bhikkhu, kehendak untuk berbuat (cetana) itulah yang Aku namakan Kamma. Sesudah berkehendak orang lantas berbuat dengan badan jasmani, perkataan dan pikiran".
 
Kamma bukanlah satu ajaran yang membuat manusia lekas putus asa dan juga bukan ajaran tentang adanya nasib yang sudah ditakdirkan.


Memang segala sesuatu yang telah lampau mempengaruhi keadaan sekarang atau pada saat ini, akan tetapi tidak menentukan seluruhnya karena Kamma meliputi apa yang telah lampau dan keadaan pada saat ini, dan yang telah lampau bersama-sama dengan apa yang terjadi pada saat sekarang mempengaruhi pula halhal yang akan datang. Apa yang telah lampau sebenamya merupakan dasar tempat hidup sekarang berlangsung dari satu saat ke saat lain, dan apa yang akan datang masih akan dijalankan. Oleh karena itu, saat sekarang, saat yang nyata dan berada dalam tangan kita sendiri ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Semua perbuatan pada umumnya menimbulkan akibat dan akibat ini merupakan pula sebab lain yang menghasilkan akibat yang lain, dan begitu seterusnya sehingga Kamma sering juga disebut sebagai "hukum sebab dan akibat". 
Sang Buddha Gotama pernah bersabda :
"Sesuai dengan benih yang telah ditabur, Begitulah buah yang akan dipetiknya, Pembuat kebaikan akan mendapatkan kebaikan, Pembuat kejahatan akan mendapatkan kejahatan pula, Taburlah biji-biji benih, dan Engkau pula yang akan merasakan buah-buah dari padanya".
Sebagaimana telah diterangkan'di atas, perbuatan yang dilakukan oleh jasmani (kaya), perkataan (vaci) dan pikiran (mano) yang baik (kusala) maupun yang jahat (akusala) disebut Kamma, Jadi, Kamma itu dapat timbul dari tiga jalan, yaitu :
  1. Kaya- Kamma (Perbuatan dari jasmani)
  2. Vaci-Kamma (Perbuatan dari perkataan)
  3. Mano-Kamma (Perbuatan dari pikiran)
Bila ketiga macam Kamma tersebut di atas dihubungkan dengan yang baik (kusala) dan yang jahat (akusala), maka Kamma tersebut menurut kedudukannya (pakatthanacatukka) digolongkan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
  1. Akusala-Kamma (Perbuatan jahat)

    Yaitu cetana (kehendak) yang berada dalam Akusala-citta 12. 
    Akusala-Kamma terbagi 3 bagian, yaitu :
    1. Akusala-Kaya-Kamma (Perbuatan jahat melalui jasmani) yang terdiri atas 3 macam :
      1. Panatipata: Pembunuhan
      2. Adinnadana: Pencurian
      3. Kamesumicchacara: Perzinaan.
    2. Akusala-Vaci-Kamma (Perbuatan jahat melalui perkataan) yang terdiri atas 4 macam:
      1. Musavada: Berdusta
      2. Pisunavaca: Berbicara memfitnah
      3. Pharusavaca: Bicara kasar
      4. Samphappalapa: Bicara hal-hal yang tidak perlu atau omong kosong.
    3. Akusala-Mano-Kamma (Perbuatan jahat melalui pikiran) yang terdiri atas 3 macam :
      1. Abhijjha: Napsu lobha.
      2. Byapada: Dendam/kemauan jahat
      3. Miccha-ditthi: Pandangan salah.
  2. Kamavacarakusala-Kamma (Perbuatan baik disertai napsu indera)

    Yaitu cetana (kehendak) yang berada dalam Mahakusala-citta 8. 
    Kamavacarakusala-Kamma terbagi dalam 3 bagian, yaitu :
    1. Kusala-Kaya-Kamma (Perbuatan baik melalui jasmani) yang terdiri atas 3 macam:
      1. Panatipata veramani : Menahan diri dari pembunuhan.
      2. Adinnadana veramani : Menahan diri dari pencurian.
      3. Kamesumicchacara veramani Menahan diri dari perzinaan.
    2. Kusala-Vaci-Kamma (Perbuatan balk melalui perkataan) yang terdiri atas 4 macam :
      1. Musavada veramani : Menahan diri dari berdusta.
      2. Pisunaya vacaya veramani : Menahan diri memfitnah.
      3. Pharusaya vacaya veramani : Menahan diri dari bicara kasar.
      4. Samphappalapa veramani : Menahan diri dari bicara hal-hal yang tidak perlu atau omong kosong.
    3. Kusala-Mano-Kamma (Perbuatan baik melalui pikiran) yang terdiri atas 3 macam:
      1. Anabhijjha: Tidak mempunyai napsu loba.
      2. Abyapada: Tidak mempunyai kemauan jahat.
      3. Samma-ditthi: Berpandangan benar.
  1. Rupavacarakusala-Kamma (Perbuatan baik yang berkenaan dengan Rupa-Jhana)

    Yaitu cetana (kehendak) yang berada dalam Rupavacarakusala-citta 5 (Rupa-jhana 1,2,3,4,5).
  2. Arupavacarakusala-Kamma (Perbuatan baik yang berkenaan dengan Arupa-Jhana)

    Yaitu cetana (kehendak) yang berada dalam Arupavacara-Citta 4 (Arupa jhana: Akasanancayatana-Jhana sampai dengan Nevasannana Sannayatana jhana).
    Tetapi, bila kita. membicarakan Kamma menurut jangka waktunya (Pakakalacatukka), menurut sifat kerjanya (kiccacatukka), dan menurut sifat hasilnya (pakadanapari yayacatukka), maka Kamma dapat dibagi dalam tiga (3) golongan besar atau disebut juga KAMMA 12, yaitu :

    1. Pakakala-catukka (Menurut jangka waktunya).
      Golongan Kamma ini dapat dibagi dalam empat jenis :
      1. DITTHA DHAMMA VEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini. Kamma ini terbagi 2 macam, yaitu :
        1. Paripakka Dittha Dhammavedaniya Kamma adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini, termasuk yang sudah masak betul.
          Contoh :
          Dalam Sutta Pitaka dikisahkan ada seorang miskin yang bemama Maha Duggata memberikan dana makanan kepada VMS Kassapa Samma Sambuddha. Setelah selesai berdana, dalam waktu tujuh hari ia menjadi kaya-raya. Demikian juga, seorang miskin bernama Punna yang memberikan dana makanan kepada Y A Sariputta Maha Thera menjadi kaya-raya dalam waktu tujuh hari setelah berdana.
        2. Aparipakka Dittha Dhammavedaniya adalah Karma yang memberikan hasil setelah lewat tujuh hari.
          Contoh :
          Jika berbuat kebaikan atau kejahatan dalam usia muda, akan dipetik hasil dalam usia muda atau usia tua dalam kehidupan sekarang ini juga.
      2. UPPAJJA VEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan yang akan datang, yaitu dalam kehidupan kedua.
      3. APARAPARAVEDANIYA KAMMA adalah Karma yang memberikan hasil dalam kehidupan berikutnya berturut-turut, yaitu dalam kehidupan ketiga dan seterusnya.
      4. AHOSI KAMMA adalah Karma yang tidak menimbulkan akibat, karena :
        1. Jangka waktunya untuk memberikan hasil telah habis, atau
        2. karma yang menghasilkan akibatnya telah habis, atau karma tersebut telah menghasilkan akibatnya secara penuh.
          Contoh :
          Y.A. Angulimala Thera, dulunya sebelum menjadi anggota Sangha, pernah menjadi penjahat dan telah membunuh ratusan orang. Setelah beliau menemui YMS Buddha Gotama dan kemudian ditahbiskan menjadi bhikkhu, beliau melatih diri dengan jalan melaksanakan Vipassana- Bhavana secara tekun, dan akhirnya beliau mencapai kesucian tingkat Arahat. Jadi, kejahatan beliau yang membunuh ratusan orang itu menjadi Ahosi Kamma, karena sewaktu beliau mencapai kesucian tingkat pertama, yaitu Sotapattimagga, dengan kekuatan magga pertama itu, beliau telah membasmi kilesa (kekotoran bathin) yang berat sehingga pintu alam Apaya tertutup dengan rapat. Ini berarti pula membunuh ratusan orang itu menjadi Ahosi Kamma, yaitu karma yang tidak menimbulkan akibat sama sekali. Kemudian, beliau melanjutkan latihan Vipassana-Bhiivana dengan tekun dan akhirnya beliau mencapai kesucian yang sempurna, yaitu kesucian tingkat Arahat.

    2. Kicca-catukka (Menurut sifat kerjanya)

      Golongan Karma ini dapat dibagi dalam empat jenis:

      1. JANAKA KAMMA adalah Karma yang menyebabkan timbulnya syarat untuk terlahir kembali suatu makhluk. Jika disingkatkan artinya disebut kamma melahirkan. Karma ini menimbulkan Nama-Khandha (Kelompok Bathin) dan Kammaja-Rupa (Materi/ Jasmani). Bila dibicarakan secara paramattha-sacca (kebenaran tertinggi) adalah Akusala-kamma 12, dan Lokiyakusala-kamma 17 (Kamavacarakusalakamma 8, Rupavacaraku-sala-kamma 5 dan Arupavacarakusala-kamma 4). Janaka-Kamma ini menjalankan tugas melahirkan makhluk-makhluk di 31 alam kehidupan.
      2. UPATTHAMBHAKA KAMMA adalah Karma yang membantu mendorong terpeliharanya satu akibat dari sebab yang telah timbul. Jika disingkatkan artinya disebut kamma membantu.

        Kamma ini adalah membantu Janaka Kamma, yaitu :
        1. Membantu Janaka Kamma yang belum mempunyai waktu menimbulkan hasil, memberikan waktu menimbulkan hasil/akibat.
        2. Membantu Janaka Kamma yang sedang mempunyai waktu menimbulkan hasil memberikan kekuatan untuk menimbulkan hasil secara sempurna.
        3. Membantu Rupa-Nama (Lahir-Bathin) yang dilahirkan Janaka Kamma menjadi maju dan bertahan lama.
      3. UPAPILAKA KAMMA adalah Karma yang menekan satu akibat dari satu sebab. Jika disingkat artinya disebut kamma menekan.

        Kamma ini adalah menekan Janaka Kamma, yaitu :
        1. Menekan Janaka Kamma yang mempunyai keadaan bertentangan.
        2. Menekan Rupa-Nama (Lahir-Bathin) yang dilahirkan Janaka Kamma.
          Yang (a) di atas, yaitu "menekan Janaka Kamma yang mempunyai keadaan bertentangan" terbagi dalam dua macam, yaitu :
          1. Menekan Janaka Kamma supaya tidak ada waktu menimbulkan hasil.
          2. Menekan Janaka Kamma yang mempunyai waktu menimbulkan hasil, supaya mempunyai kekuatan menurun dan tidak menimbulkan hasil sepenuhnya.
        Maka itu, penekanan dari Upapilaka Kamma terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
        1. Upapilaka Kamma yang menekan Janaka Kamma supaya tidak ada waktu menimbulkan hasil.
        2. Upapilaka Kamma yang menekan Janaka Kamma yang mempunyai waktu menimbulkan hasil supaya mempunyai kekuatan menurun.
        3. Upapilaka Kamma yang menekan Rupa-Nama (Lahir-Bathin) yang dilahirkan Janaka Kamma.
      4. UPAGHATAKA KAMMA adalah karma yang memotong kekuatan akibat dari satu sebab yang telah terjadi. Jika disingkatkan artinya disebut kamma memotong.
        Kamma ini adalah memotong Janaka Kamma yang terdiri atas dua macam, yaitu :
        1. Memotong Janaka Kamma supaya tidak ada waktu menimbulkan hasil untuk selamanya (KAMMANTARA-UPAGHATAKA).
        2. Memotong Rupa-Nama (Lahir-Bathin) yang dilahirkan Janaka Kamma sampai rusak (KAMMANEBBATTAKHANDHASANTANAUPAGHATAKA).

    3. Pakadanaparidya-catukka (Menurut sifat hasilnya)

      Golongan Karma ini dapat dibagi dalam empat jenis :

      1. GARUKA KAMMA adalah Karma berat, yang mampu mcnimbulkan hasil dalam kehidupankedua, yang karma lain tidak mampu untuk mencegahnya. Perbuatan jahat yang berat disebut Akusala Garuka Kamma. Akibatnya adalah tumimbal-Iahir di alam Apaya (Alam yang menyedihkan, yaitu alam neraka, alam setan, alam binatang dan alam asura).
        Yang disebut Akusala Garuka Kamma (Perbuatan jahat yang berat) adalah Niyatamicchaditthi-Kamma (Perbuatan pandangan salah yang pasti) dan Pancanantariya-Kamma (Lima perbuatan durhaka, yaitu membunuh ibu, membunuh ayah, membunuh Arahat, melukai Sang Buddha dan memecah-belahkan Sangha).
        Perbuatan baik yang berat disebut Kusala Garuka Kamma. Akibatnya adalah tumimbal-Iahir di alam Brahma.
        Yang disebut Kusala Garuka Kamma adalah hasil dari melaksanakan Samatha-Bhavana sehingga mencapai Rupa-Jhana 4 dan Arupa-Jhana 4 atau disebut Jhana 8.
        Akusala-Garuka Kamma itu, bila tidak ada waktu menimbulkan hasil, tetapi mempunyai kesempatan untuk menjadi Upatthabhaka-Kamma (Kamma membantu). Sebaliknya, Kusala-Garuka Kamma itu, bila tidak ada waktu menimbulkan hasil, akan menjadi Ahosi Kamma dan tidak mempunyai kesempatan untuk menjadi Upatthabhaka-Kamma (Kamma-membantu).
      2. ASANNA KAMMA adalah kusala-kamma (perbuatan baik) dan akusala-kamma (perbuatan jahat) yang dilakukan seseorang sebelum saat ajalnya, yang dapat dilakukan dengan lahir dan bathin. Yang dimaksudkan Asanna-Kamma adalah Akusala. Kamma 12 (tidak termasuk Niyatamicchaditthi-Kamma dan Pancanantariya-Kamma) dan Mahakusala-kamma 8.
        Dengan kekuatan Akusala Asanna Kamma, sewaktu akan meninggal dunia, seseorang akan terkenang perbuatan jahat yang pernah dilakukannya. Dengan kekuatan Kusala Asanna Kamma, sewaktu akan meninggal dunia, seseorang akan terkenang perbuatan baik yang pemah dilakukannya.
      3. ACINNA KAMMA adalah Karma kebiasaan, yaitu perbuatan baik dan jahat yang merupakan kebiasaan bagi seseorang karena sering dilakukan. Yang dimaksud Acinna Kamma adalah Akusala Kamma. 12 dan Mahakusala Kamma 8.
        Yang disebut Akusala Acinna Kamma adalah perbuatan kebiasaan yang jahat, yang dilakukan oleh jasmani, perkataan dan pikiran. Yang disebut Kusala Acinna Kamma adalah perbuatan kebiasaan yang baik, yang dilakukan oleh jasmani, perkataan dan pikiran.
        1. Seseorang melakukap salah satu kejahatan. Walaupun hanya sekali saja, orang itu selalu memikirkan perbuatan jahatnya itu. Kemudian timbul kegelisahan dan ketakutan. Ini juga disebut Akusala Acinna Kamma.
        2. Seseorang melakukan salah satu kebaikan. Walaupun melakukan kebaikan hanya sekali saja, orang itu selalu ingat akan perbuatan baiknya itu, dan kemudian timbul rasa kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan atas perbuatan baiknya itu. Ini juga disebut Kasala Acinna Kamma.
      4. KATATTA KAMMA adalah Karma yang tidak begitu berat dirasakan akibatnya.
        Karma ini yang paling lemah di antara semua karma. Karma ini juga merupakan Akusala Kamma 12 dan Mahakusala Kamma 8.
        Jadi, perbuatan baik (kusala kamma) dan perbuatan jahat (akusala-kamma) yang pemah dibuat dalam kehidupan lampau dan kehidupan sekarang ini yang belum mencapai Garuka Kamma, Asanna Kamma dan Acinna Kamma, yang si pembuatnya tidak melakukan dengan cetana atau kehendak yang sepenuhnya. Ini disebut Katatta Kamma. Katatta Kamma ini adalah karma yang tidak begitu berat (paling lemah) jika dibandingkan dengan Garuka Kamma, Asanna Kamma dan Acinna Kamma.

        sumber : www.walubi.or.id

Selasa, 04 Oktober 2011

Ketidakkekalan dan kemelekatan

Sabbe Sankhara Anicca-Segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal,ya memang segala hal di dunia ini adalah tidak kekal (anicca),bahkan tubuh ini pun tidak kekal.

Beberapa orang tidak menyadari akan hal itu,maka dia sangat melekat terhadap objek yang sangat dicintainya,termasuk tubuhnya sendiri.Misalnya kemelekatan terhadap uang,banyak orang yang sampai lupa makan hanya karena kerja keras untuk mendapatkan uang,namun uang tersebut akhirnya tidak dipakai pula,karena si pemilik meninggal akibat kekurangan pasokan gizi.Sungguh kesia-siaan yang menyedihkan.

Ada sebuah kisah di jaman Sang Buddha,dimana hiduplah seorang bikkhu yang serakah.Bikkhu ini menerima dana makanan dari sebuah vihara yang dikepalai 2 orang Bikkhu yang saling bersahabat.Bikkhu yang serakah ini terpikir untuk menjadikan vihara itu untuk menjadi miliknya (baca: dia yang jadi kepalanya) dan dia pun mendapatkan akal untuk mengadu domba kedua Bikkhu kepala itu,dan akhirnya kedua Bikkhu kepala itu bertengkar dan berpisah di tengah jalan.Maka tinggallah si bikkhu serakah menjadi kepala vihara itu.

Suatu hari,bikkhu itu menerima dana jubah,jubah itu sangat bagus.Sang Bikkhu sangat suka terhadap jubah tersebut,dan menyimpannya di bawah tempat tidurnya,namun si Bikkhu meninggal pada malam harinya dan terlahir menjadi kutu di jubah tsb.


Kisah ini membuktikan,semua hal di dunia ini tidak pasti dan tidak kekal,pagi hari masih hidup,malam sudah meninggal.Itu adalah anicca,kemelekatan terhadap sesuatu yang tidak kekal berakibat pada kejatuhan ke dalam kebodohan batin.

Jika Anda menderita sebuah penyakit,cobalah pikirkan hal ini.Ini hanya penyakit,penyakit termasuk sesuatu yang tidak kekal,pasti suatu saat akan lewat,dan setelah penyakit ini lewat,maka ada 2 kemungkinan,Aku akan sembuh,atau Aku akan mati.

Dengan berpikir seperti itu,maka kita akan menjadi lepas,dan lega,let it go,let it go,biarlah penyakit ini hanya penyakit,tidak lebih.Jangan terlalu dimanjakan,namun jangan pula diabaikan.Jika pagi kritis,malamnya bisa saja sembuh.sebaliknya pula,jika pagi masih sehat-sehat,malah malamnya meninggal.

Ingatlah,kecintaan terhadap apapun,termasuk terhadap tubuh ini harus dikurangi,karena akan menimbulkan kemelekatan yang berbahaya,karena dengan semakin mencintai tubuh ini,hal-hal sedikit saja yg mencelakai tubuh ini sudah membuaat kita sangat bingung,bahkan depresi.Misalnya jika kita kena kecelakaan lalu kaki kita harus diamputasi,jika kita melekat,pastilah kita akan menangis setengah mati kehilangan satu kaki saja.

Semakin tinggi melayang,maka semakin sakit terjatuh
Semakin tinggi kemelekatan,maka akan semakin buruk dampaknya.

Segala sesuatu di dunia ini
tidaklah kekal
sifatnya timbul tenggelam
kesadaran akan sifat ini
akan membawa kebahagiaan
-Pamsukula Gatha


Sabbe satta Bhavantu Sukhitatta

Senin, 26 September 2011

Ratana Sutta


Yânîdha bhûtâni samâgatâni - bhummâni vâ yâ niva antalikkhê
Sabbêva bhûtâ sumanâ bhavantû - athôpi sakkacca sunantu bhâsitam.

Tasmâhi bhûtâni sâmêtha sabbê - mettam karôtha mânusiya pajâya,
Divâ ca rattô ca haranti yê balim - tasmâhi nê rakkhatha appamattâ.

Yam kinci vittam idha vâ huram vâ - saggêsu vâ yam ratanam panitam,
Nano samam atthi tathâgatena - idampi buddhê ratanam panîtam,
Êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Khayam virâgam amatam panîtam - yadajjhagâ sakkyamunî samâhito,
Na têna dhammena samatthi kinci - idampi dhammê ratanam panîtam
Êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Yambuddha settho parivannayî sucim - samâdhi mânam tarikañña mâhu
Samâdhinâ têna samô na vijjati - idampi dhammê ratanam panîtam
Êtêna saccêna suvatthi hôtu.
Ye puggalâ attha satam pasatthâ - cattâri êtâni yugâni honti,
Te dakkhineyyâ sugatassa sâvakâ - êtêsu dinnâni mahapphalâni,
Idampi sanghê ratanam panîtam - êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Ye suppa yuttâ manasâ dalhêna - nikkamino gôtama sâsanamhi
Te patti pattâ amatam vigayha - laddhâ mudhâ nibbutim bhunjamânâ
Idampi sanghê ratanam panîtam - êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Yathinda khîlo pathavim sito siyâ - catubbhi vâtêbhi asampa kampiyo,
Tathûpamam sappurisam vadâmi -- yô ariya saccâni avecca passati,
Idampi sanghê ratanam panîtam - êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Yê ariya saccâni vibhâvayanti - gambhira paññnêna sudêsitâni,
Kincâpi tê honti bhusappamattâ - na te bhavam attamam âdiyanti,
Idampi sanghê ratanam panîtam - êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Sahâvassa dassana sampadâya - tayassu dhammâ jahitâ bhavanti,
Sakkâya ditthi vicikicchitam ca -- silabbatam vâpi yadatthi kinci,
Catûhapâye hi ca vippamutto - Chacâbhi thânâni abhabbo kâtum,
Idampi sanghê ratanam panîtam - êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Kincâpi sô kammam karôti pâpakam - kâyêna vâcâ udacêtasâ vâ,
Abhabbo sô tassa paticchâdâya - abhabbatâ ditta padassa vuttâ,
Idampi sanghê ratanam panîtam - êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Vanappagumbê yathâ phussitaggê - gimhâna mâsê pathamasmin gimhe,
Tathûpamam dhamma varam adêsayi -- nibbânagâmin paramam hitâya,
Idampi buddhê ratanam panîtam - êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Varô varaññû varadô varâharo - anuttarô dhamma varam adêsayi,
Idampi buddhê ratanam panîtam - êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Khinam purânam navam netthi sambhavam - viratta cittâ âyatike bhavasmim,
Te khina bijâ avirulhicchandâ - nibbanti dhirâ yathâ yam padipo
Idampi sanghê ratanam panîtam - êtêna saccêna suvatthi hôtu.

Yânîdha bhûtâni samâgatani -- bhummani vâ yâniva antalikkhe,
Tathâgatam dêva manussa pûjitam- Buddham namasâma suvatthi hotu.

Yânîdha bhûtâni samâgatani -- bhummani vâ yâniva antalikkhe,
Tathâgatam dêva manussa pûjitam - Dhammam namassâma suvatthi hotu.

Yânîdha bhûtâni samâgatani -- bhummani vâ yâniva antalikkhe,
Tathâgatam dêva manussa pûjitam - Sangham namassâma suvatthi hotu.

Terjemahan :

1. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari luar angkasa, semoga semua makhluk itu bahagia. Demikian juga, semoga mereka mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan. (222)

2. Karena itu, wahai para makhluk, perhatikanlah baik-baik. Pancarkanlah kasih sayang kepada umat manusia yang siang malam memberikan persembahan kepadamu. Karena itu, lindungilah mereka dengan setulus hati. (223)

3. Harta apapun yang ada di sini atau di dunia lain, atau permata tak ternilai apa pun yang ada di alam-alam surga, tidak ada satu pun yang sebanding dengan Sang Tathagata. Permata tak ternilai ini ada di dalam Buddha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian! (224)

4. Manusia bijak dari suku Sakya, yang tenang pikirannya, telah mewujudkan penghentian yang bebas dari nafsu, yang bebas dari kematian, dan luar biasa. Tidak ada sesuatu pun yang sebanding dengan keadaan itu. Permata tak ternilai ini ada di dalam Dhamma. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian ! (225)

5. Buddha yang agung memuji meditasi murni yang segera memberikan hasil. Tidak ada sesuatu pun yang sebanding dengan meditasi itu. Permata berharga ini ada di dalam Dhamma. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian! (226)

6. Delapan individu yang dipuji oleh orang-orang baik2 terdiri dari empat pasang.3 Mereka adalah siswa-siswa Sang Buddha, yang pantas menerima persembahan. Apapun yang dipersembahkan kepada mereka akan memberikan buah yang melimpah. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian! (227)

7. Mereka yang terbebas dari nafsu semuanya mantap di dalam ajaran Gotama yang berpikiran teguh. Mereka telah mencapai apa yang harus dicapai karena telah menyelam ke dalam Nibbana yang bebas dari kematian. Mereka menikmati Kedamaian yang dicapai, yang tak ternilai. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian! (228)

8. Bagaikan gerbang kota yang berfondasi kokoh tidak tergoyahkan oleh angin dari empat penjuru, demikianlah kunyatakan bahwa orang yang sepenuhnya memahami Kebenaran Mulia adalah orang yang baik. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian! (229)

9. Mereka yang dengan jernih memahami Kebenaran Mulia yang telah diajarkan dengan baik oleh Yang Maha Bijaksana, betapapun tidak berhati-hatinya mereka itu, mereka tidak akan terlahir untuk kedelapan kalinya. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian! (230)

10. Tiga kondisi telah ditinggalkan oleh dia pada saat mencapai pandangan terang,4 yaitu: (i) pandangan salah tentang diri, (ii) keraguan, dan (iii) pandangan salah bahwa ritual dan upacara dapat menyelamatkan. Dia juga telah sepenuhnya terbebas dari empat keadaan menderita5 dan tidak dapat lagi melakukan enam kejahatan.6 Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian !

11. Kejahatan apa pun yang dilakukan, baik lewat tubuh, ucapan atau pikiran, tak dapat disembunyikannya. Karena telah dikatakan bahwa tindakan semacam itu tidak mungkin dilakukan oleh orang yang telah melihat Sang Jalan.7 Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian! (232)

12. Bagaikan pohon-pohon yang pucuknya berbunga pada bulan-bulan pertama musim panas, begitu juga ajaran tertinggi yang menuju ke Nibbana ini diajarkan untuk tujuan tertinggi. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian! (233)

13. Yang Luar Biasa, Yang Maha Mengetahui, Sang Pemberi yang luar biasa, dan Sang Pembawa Kesempurnaan telah membabarkan ajaran yang luar biasa. Permata tak ternilai ini ada di dalam Buddha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian! (234)

14. Dengan musnahnya (kamma) lampau, tidak ada (kamma) baru yang dihasilkan, maka pikiran pun tak melekat pada kelahiran di masa depan -- mereka telah menghancurkan benih-benih tumimbal lahir. Nafsu-nafsu tidak lagi muncul dan para bijaksana itu pergi, sama seperti lampu ini.8 Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian! (235)

15. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari luar angkasa, marilah kita menghormat Buddha. Sang Tathagata dipuja oleh para dewa dan manusia! Semoga ada kedamaian! (236)

16. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari ruang angkasa, marilah kita menghormat Dhamma. Sang Tathagata dipuja oleh para dewa dan manusia! Semoga ada kedamaian! (237)

17. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari luar angkasa, marilah kita menghormat Sangha. Sang Tathagata, dipuja oleh para dewa dan manusia! Semoga ada kedamaian! (238)

Sabtu, 24 September 2011

Hogwarts dari Harry Potter 1-7

Berikut ini adalah penjelasan dan gambar dari Sekolah sihir Hogwarts dalam sekuel film Harry Potter dari tahun pertama hingga ketujuh,sangat banyak terjadi perubahan dari film ke film,terutama pada film yang terakhir,Deathly hallows part 2.Silahkan di Simak


Hogwarts pada tahun 1991 (tahun pertama Harry bersekolah-Sekuel pertama film Harry potter,Harry Potter and the Philosopher's Stone)






Ini adalah untuk pertama kalinya Hogwarts diperlihatkan,Saat itu,satu-satunya jalan masuk ke Hogwarts adalah dengan menggunakan perahu.Bagian-bagian yang ada pada hogwarts tahun 1991 adalah :


- Aula Besar,tempat berkumpulnya para murid untuk kegiatan khusus


- Menara Anak Tangga,disini terdapat banyak anak tangga yang dapat bergerak sendiri yang terhubung 
  dengan banyak lukisan-lukisan yang menjadi ruang masuk ruangan tertentu,salah satunya adalah lukisan 
  The Fat Lady yang menjadi pintu masuk ruang rekreasi Asrama Gryffindor


- Ruangan Penerimaan,dimana murid tahun pertama menunggu di sini sebelum perjamuan sambutan dan 
   Acara Seleksi Asrama.


- Jembatan Viaduct,yang menghubungkan halaman masuk dengan Pintu Masuk Viaduct


- Menara tengah


- Menara lonceng,yang merupakan 2 menara kembar dimana pada menara bagian kiri merupakan kantor dari Filch,menara ini dekat dengan rumah hijau (tetapi belum tampak pada film ini)


- Menara Pertahanan terhadap ilmu hitam (Defence Against Dark Arts atau disingkat D.A.D.A) yang pada sekuel film ini pelajaran ini diajar oleh Professor Quirrell


- Menara Tempat Latihan


- Halaman transfigurasi,pelajaran transfigurasi saat itu dipegang oleh Professor Minerva Mcgonagall


- The Quad (halaman persegi 4 yang mirip dengan halaman masuk)


- Arena Pelatihan,di film Harry Potter 1,disini Harry dan kawan-kawannya berlatih menggunakan sapu terbang


- Jembatan Batu


-Jembatan Suspensi,yang menghubungkan pintu masuk jembatan Suspensi dengan Pintu masuk Arena Pelatihan


- The Boathouse,tempat kapal-kapal yang tiba disimpan dan terdapat tangga menuju ke kastil


- Pondok Hagrid,terletak di dekat Hutan Terlarang


- Arena Quidditch,tempat pertandingan Quidditch antar Asrama Hogwarts,di film pertama.Sapu terbang Harry kehilangan kendali,banyak orang yang mencurigai Snape yang melakukan jampi-jampi sehingga Sapu Harry hilang kendali,namun sebenarnya Snape lah yang ingin menyelamatkan Harry dan yang melakukan jampi adalah Professor Quirrell




Hogwarts pada 1992 (Tahun kedua Harry-sekuel kedua film Harry Potter, Harry Potter and the Chamber of Secrets)








Di tahun kedua ini,desain menara arena pelatihan telah diubah,sehingga tampak mirip dengan Menara jam,pada akhirnya Rumah hijau untuk pelajaran Herbology ditambahkan di sudut Timur kastil,dekat dengan Menara Lonceng,dimana pelajaran Herbology dipegang oleh Professor Pomona Sprout.
Demikian pula pada arena pelatihan,telah ditambahkan pohon Dedalu Perkasa,dan sebuah parit juga ditambahkan pada arena Quidditch.




Hogwarts pada 1993 (Tahun ketiga Harry-sekuel ketiga film Harry Potter, Harry Potter and The Prisoner of Askaban)






Walaupun tampaknya pada tahun ini Hogwarts banyak mengalami perubahan,namun bentuk Hogwarts masih tetap terlihat sama seperti semula.Menara Jam dan halamannya,Jembatan beratap,dan Lingkaran Batu (Stone Circle) ditambahkan di bagian belakang kastil.Menara Utama dan Menara Lonceng sekarang memiliki bentuk yang baru.
Menara Hitam ditambahkan diantara menara D.A.D.A dengan Menara Utama,dan Pondok Hagrid dipindahkan di belakang kastil,di dekat Lingkaran Batu.Demikian pula Dedalu Perkasa telah dipindahkan keluar kastil.
Sementara Bagian dalam kastil juga mengalami perubahan,Podium Burung Hantu Dumbledore untuk pertama kalinya diperlihatkan,Patung perunggu Perancang Hogwarts dipindahkan dari Aula pintu Masuk.Koridor yang menghubungkan Aula Pintu Masuk dengan Anak Tangga,sehingga sekarang Anak Tangga terhubung langsung dengan Aula Pintu Masuk.
Ruang rekreasi Gryffindor sekarang memiliki pintu masuk di salah satu bagian Anak Tangga (pintu masuknya merupakan lukisan "The Fat Lady")




Hogwarts pada 1994 (Tahun keempat Harry,Sekuel keempat film Harry Potter,Harry Potter and the Goblet of Fire)




Di film ini,Ruangan Penerimaan diganti menjadi Halaman Viaduct (atau disebut Halaman Masuk),dan tempat penyimpanan Burung Hantu ditambahkan di bukit belakang kastil,Gedung Aula Besar dibuat agak rendah,dan cobalah perhatikan pada gambar di atas,pada Gedung Aula Besar pada bagian paling kiri Kastil,sebelumnya menara yang terdapat pada atapnya hanya 2,namun di sekuel ini menjadi 3.
Akses dari The Boathouse ke The Quad pun ditambahkan,dan jalan masuk ke The Quad juga ditambahkan.

Hogwarts pada tahun 1995 (Tahun kelima Harry,sekuel kelima film Harry Potter,Harry Potter and the Order of Phoenix)


Pada tahun ke 5,tidak terlalu banyak perubahan yang berarti pada Hogwarts,4 Menara didepan Menara utama,dipertinggi atap kerucutnya;dan Lingkaran Batu dipindahkan dari jalan masuk Menara Beratap;sementara pada Menara Jam,ditambahkan atap kerucut.


Hogwarts pada tahun 1996 (tahun ketujuh Harry,sekuel film ketujuh Harry Potter,Harry Potter and the Half Blood Prince)


Pada episode kunci ini,dimana Albus Dumbledore meninggal dan Harry mulai mengetahui tentang Horcrux,terdapat beberapa perubahan pada Hogwarts
Menara Astronomi sebagai tempat tewasnya Dumbledore ditambahkan,yang artinya menara D.A.D.A dan Menara Hitam dihilangkan.Demikian pula Menara Arena Pelatihan digantikan oleh sebuah Menara lonceng yang kecil.Pintu Masuk ditambahkan di bukit yang agak jauh dibelakang kastil,sementara Arena Pelatihan telah didesain ulang.Sebuah jalan setapak dari Penyimpanan Burung Hantu ke arena Quidditch pun ditambahkan.


Hogwarts pada tahun 1998 (Harry berumur 18 tahun,Sekuel Terakhir film Harry Potter,Harry Potter and the Deathly Hallows part 2)




Pasti banyak yang bertanya,mengapa dari tahun 1996,langsung melangkah ke 1998.Ini karena pada tahun 1997,Harry yang masih berumur 17 tahun masih berada dalam pelarian bersama Ron dan Hermione untuk mencari Horcrux yang tersebar(HP deathly hallows part 1),baru kemudian pada 1998,Harry memutuskan pergi ke Hogwarts untuk menemukan salah satu Horcrux,yaitu Diadem Rowena Ravenclaw(part 2 dari HP deathly hallows).


Hogwarts pada tahun ini memang sengaja diubah besar-besaran untk disesuaikan dengan perang yang berlangsung di Hogwarts,Berikut ini perubahan yang ada di Hogwarts pada 1998 :


1.Halaman Viaduct yang awalnya menyerupai taman diperbesar karena disitulah yang menjadi pusat pertempuran,dan pintu masuk ke halaman Viaduct berada di depan kastil.


2.Jembatan Viaduct yang awalnya membentang dari kiri (halaman viaduct) ke kanan (pintu masuk viaduct) kini telah diletakkan dibagian depan,dengan demikian akses menuju Hogwarts bertambah 1


3.Pada Aula Pintu Masuk,terdapat banyak relung relung yang berisi Patung-patung Pasukan Prajurit berbaju zirah yang terbuat dari batu,patung-patung ini disihir oleh Mcgonagall dengan menggunakan mantra "Piertotum Locomotor" sehingga bergerak dan menjaga di bagian Viaduct(yang sekarang telah menjadi perbatasan),sebagaimana perintah McGonagall: "Hogwarts sedang terancam,Jagalah perbatasan,Lindungi kami,Jalankan tugasmu untuk sekolah kami",dengan kata lain,Prajurit2 itu juga ikut meramaikan pertempuran.


4.Pada pintu masuk Viaduct,4 menara disekitarnya dipertinggi


5.Menara Ravenclaw mulai diperkenalkan




sumber gambar : harrypotter.wikia.com













































Melenyapkan Lobha,Dosa,dan Moha

Lobha (keserakahan),Dosa (kebencian),Moha (kebodohan batin) adalah 3 akar kejahatan yang merupakan akar dari penderitaan dalam diri manusia,Ketiga akar kejahatan ini membentuk apa yang disebut sebagai Mara
Bagaimanakah cara melenyapkan akar kejahatan ini????

Ya,caranya adalah dengan mengembangkan dengan tulus Cattu Brahma Vihara atau 4 sifat luhur yang terdiri dari Metta (cinta kasih),Karuna (belas kasih),Mudita (Simpati),dan Upekkha (keseimbangan batin)
Metta,Karuna dapat mengikis Dosa,sementara Mudita dapat mengurangi keserakahan (lobha) dalam diri kita,dengan 3 brahma vihara tersebut,terciptalah kondisi yang disebut KEBIJAKSANAAN yang ditandai dengan adanya keseimbangan batin (Upekkha) yang dapat mengalahkan Kebodohan dalam diri kita.

Selain itu,dibutuhkan juga rasa HIRI dan OTTAPA dalam diri kita.HIRI adalah rasa malu untuk berbuat jahat sementara OTTAPA adalah rasa takut akan akibat dari perbuatan jahat,kedua nahkoda ini akan membawa kita ke tempat yang aman dan berusaha mengendalikan diri kita menjauh dari perbuatan jahat.Jika HIRI dan OTTAPA kita memiliki kekuatan besar,maka kita pasti akan mampu menjauh dari perbuatan-perbuatan yang tercela,tetapi jika hanya memiliki kekuatan lemah,maka akan dikalahkan oleh nafsu nafsu indriawi kita.

Setelah mengalahkan 3 Mara tadi,maka akan bercahayalah hati kita,karena cara cara tadi merupakan LENTERA dalam hati kita,yes..that's the lantern of your heart.oleh karena itu,berusahalah semampu mungkin mengalahkan 3 akar kejahatan tadi,agar kita mampu terbebas dari noda batin,hingga akhirnya mencapai penerangan agung,yaitu NIBBANA

Sabbe sattha bhavantu sukhitatta
semoga semua makhluk berbahagia